script>function changeNavigation(id) {document.getElementById('default').innerHTML=document.getElementById(id).innerHTML}
Strangeness and charm
1
2
3



-Adaptasi (?)-
♣ 0

Haruskah aku yang memulai adaptasi ?
Pada hiruk pikuk kejenuhan
Yang melilit menjuntai setiap serpih jiwa

Haruskah aku yang beradaptasi ?
Pada resonansi masa lalu yang mengunci memori
Mencoba menyusup pada alibi - alibi semu
Menguapkan beban, tenggelam dalam euforia semata
Sementara

Haruskah aku yang beradaptasi ?
Dengan tikungan tajam jalanan hidup
Merunduk pilu dibalik awan mendung
Menitik air mata yang menjelma dengan air langit

Haruskah ?

Label: ,




-Dia-
♣ 0

Inilah ungkapan sederhana
Yang mampu aku goreskan dengan senyuman
Dan dengan hati yang berbalut asa
Asa untuk bisa menciptakan sekilas senyum di benaknya

Kau tahu ?
Parasnya bak mentari yang terbit di sudut cakrawala
Berbalut kepingan salju yang turun dari langit biru
Pribadinya layaknya angin
Yang tak terlihat namun dapat dirasa
Dan yang mampu menyapu butir - butir kegamangan yang menerpa

Ia begitu ajaib
Bisa menghilangkan air mata seseorang yang bergulir
Tanpa perlu menyekanya
Bisa mengukir senyuman di sudut bibir orang lain
Tanpa harus menumpahkan kata - kata dari mulutnya

Seperti bintang yang selalu menggamit sang bulan
Mengajaknya bersinar hingga kembali ke peraduannya
Yang menghias permadani langit dengan cahyanya
Yang memerangi sang gulita malam yang mengganggu setiap insan

Label: ,




-Hujan-
♣ 0

Hujan,
Hari ini aku kembali menjadi diriku yang membosankan
Yang hanya bisa bersembunyi di balik tirai semu yang kau ciptakan
Kembali merenung dan terdiam dalam heningnya keramaian
Memahat luka yang dibalut canda tawa dunia
Yang hampir memutuskan goresan asa yang selama ini melilit jiwa

Aku bercerita pada tiap tetes air langit yang menyejukkan
Yang meninggalkan jejak indah di setiap sudut kaca jendela
Yang membaurkan aroma khas yang menenangkan
Mengurung insan dalam dinginnya kehidupan

Air hujan tak pernah mengeluh dimana ia akan jatuh
Tajamnya kerikil, rimbunnya dedaunan
Mereka tak pernah berhenti tuk menciptakan senandung kedamaian
Kekuatannya memecah hening ketidakberdayaanku
Mengubah bongkasan asa menjadi semangat untuk bertarung
Bertarung melawan kerasnya hidup yang kian menjadi
Mengusik pribadi yang menelisik sebuah jati diri

Aah, hujan...
Ijinkan aku untuk sejenak beristirahat di balik tiraimu
Menarik selimut ketenangan yang mendamaikan jiwa
Berbalut tetesan air mata yang menghias untaian senyuman
Berkhayal akan ada pelangi setelah ini
Yang berpadu dengan semburat fajar penghias langit
Menyisakan seberkas cahaya sang dewi malam

Ijinkan aku tuk sejenak menutup mata
Bermimpi dalam lembaran kisahku yang terukir hari ini
Berharap akan ada guratan kebahagiaan di esok hari

Label: ,




-Sudutku-
♣ 0

Ini sudutku...
Sudut dimana linangan air mata yang hanya menemaniku dalam lara
Dengan alunan nada dari hati yang menyesakkan sanubari
Berusaha tuk bersembunyi dalam mimpi
Menghindari kejaran kenyataan yang menyayat dan membunuhku

Di sinilah sudutku...
Tempatku bercerita pada bayanganku
Yang terus terpaku, membisu
Ingin ku pelajari rasaku
Ingin ku menjelma dalam setiap hembusan udara
Menemukan kebebasan, kebahagiaan

Aah, andai...
Andai waktu dapat membeku
Kan ku bawa diriku dalam memori indahku
Kan ku hapus setiap tetes air mataku
Kan ku untai sebuah senyuman di sudut bibirku
Memendarkan semua khayalan semu
Menyelami serpihan asa
Dan menjalaninya, bersamamu...

Ya...
Kita

Andai...

Label: ,




-Bintang-
♣ 0

Semburat cahya sang lunar berpendar
Berpadu padan dengan kegulitaan permadani malam
Dan ketika ku tengadahkan kepalaku
Setitik cahaya mengerlipkan matanya padaku
Lalu ia mengukir untaian senyuman untukku
Menyapu setiap inchi kesedihan yang bergulir di benakku

Sejenak ku terpaku menatapnya
Begitu mudahnya Tuhan mengutus bintang itu untukku
Untuk hadir di setiap bunga tidurku
Mengusir kelamnya kabut di sanubariku
Dan membuatku selalu mengenang saat itu
Saat dimana hati ini tak mampu memandang jernihnya rasa
Tak mampu melalui setiap goresan sepi

Satu demi satu kenangan perlahan melumat setiap memori
Menggamangkan setiap malam, dirundung bimbang
Koyak tercabik cabik oleh seberkas parasnya
Yang tanpa kusadari masih bergeming, berdenyut dalam nadi
Bergelantung dalam harap
Meski ku tahu semuanya makin melenyap
Dan berujung menunduk, meratap

Label: ,




◄ older

newer ►

> <$BlogItemCommentCount$> comments